Al biruni sering disebut sebagai salah satu ilmuwan terbaik sepanjang masanya. Ia ilmuwan yang menguasai banyak bidang ilmu, seperti fisika, antropologi, sosiologi, astronomi, astrologi, kimia, sejarah, geografi, matematika, pengobatan, psikologi, filosofi, mineralogi, dan teologi. Dia merupakan muslim pertama yang mempelajari India dan tradisi kaum Brahmana. Dia sering disebut sebagai bapak Indologi dan antropologi pertama. Dia pulalah yang pertama kali memperkenalkan metode investigasi eksperimental. Al Biruni, nama lengkapnya Abu Rayhan Muhammad bin Ahmad Biruni, lahir pada 5 September 973 di Kath, Khwarizmi, yang waktu itu merupakan wilayah Dinasti Samanid. Ia lahir dari keluarga biasa dari suku Tajik.
Sedikit yang diketahui tentang masa kanak-kanaknya.
Yang pasti, sejak kecil Al-Biruni mempelajari matematika dan astronomi di bawah bimbingan Abu Nasr Mansur, ahli matematika muslim Persia.
Dua puluh lima tahun pertamanya dihabiskan dengan belajar di kampung halamannya.
Al-Biruni merupakan kolega dekat filsuf sekaligus Dokter Avicenna dan sejarawan sekaligus filsuf Ibnu Miskawayh. Al-Biruni pergi ke India bersama Mahmud Ghazan —sesuatu yang ditentang oleh Avicenna. Di negeri itu, ia mempelajari bahasa, agama, dan filosofi masyarakat India dan menulis buku Ta’rikh al-Hind (Kronik India).
Meski memeluk Islam, karya-karya Biruni tentang Hinduisme didasarkan pada pengamatan obyektif. Buku-bukunya tentang budaya dan masyarakat di anak benua itu menjadikan dia dikenal sebagai bapak antropologi. Biruni juga menulis ilmu perbandingan yang mendetail tentang antropologi, agama, serta budaya di Timur Tengah, Mediterania, dan Asia Selatan.
Dalam bukunya yang berjudul fi Tahqiq ma li’l-Hind atau Indica, dia tidak menulis tentang sejarah militer dan politik dengan detail, melainkan lebih banyak menulis tentang budaya, ilmu, sosial, dan sejarah Hindu.
Di bidang astronomi dia menulis Masudic Canon, tentang astrolabe, planisfer, dan tabel astronomi untuk Sultan Masud, putra dari Mahmud Ghazan. Buku itu memperkenalkan teknik matematika untuk menganalisis akselerasi pergerakan planet dan merupakan buku yang pertama kali mengemukakan bahwa pergerakan solar tidak identik. Biruni menemukan bahwa jarak bumi dan langit lebih panjang ketimbang perkiraan Ptolemy. Biruni juga dianggap sebagai bapak geodesi. Dia menemukan solusi pengukuran geodesi kompleks untuk mengukur bumi yang cukup dekat dengan pengukuran modern.
Karya Biruni terdiri atas 35 buku astronomi, 4 buku tentang astrolabe, 23 buku tentang astrologi, 5 buku tentang kronik, 2 buku tentang pengukuran, 9 buku tentang geografi, 10 buku tentang geodesi dan teori pemetaan, 15 buku tentang matematika, 2 buku mekanika, 2 buku pengobatan, 1 buku meteorologi, buku mineralogi dan permaya, 4 buku sejarah, 2 buku tentang India, 3 buku agama dan filsafat, 16 buku sastra dan 11 buku lainnya. Dari buku-buku ini, hanya 22 karyanya yang masih ada hingga saat ini, 6 di antaranya tentang astronomi.
Al Biruni meninggal dunia pada 13 Desember 1045 di Ghazni, Afghanistan. ● BERBAGAI SUMBER | AMANDRA MM
Sedikit yang diketahui tentang masa kanak-kanaknya.
Yang pasti, sejak kecil Al-Biruni mempelajari matematika dan astronomi di bawah bimbingan Abu Nasr Mansur, ahli matematika muslim Persia.
Dua puluh lima tahun pertamanya dihabiskan dengan belajar di kampung halamannya.
Al-Biruni merupakan kolega dekat filsuf sekaligus Dokter Avicenna dan sejarawan sekaligus filsuf Ibnu Miskawayh. Al-Biruni pergi ke India bersama Mahmud Ghazan —sesuatu yang ditentang oleh Avicenna. Di negeri itu, ia mempelajari bahasa, agama, dan filosofi masyarakat India dan menulis buku Ta’rikh al-Hind (Kronik India).
Meski memeluk Islam, karya-karya Biruni tentang Hinduisme didasarkan pada pengamatan obyektif. Buku-bukunya tentang budaya dan masyarakat di anak benua itu menjadikan dia dikenal sebagai bapak antropologi. Biruni juga menulis ilmu perbandingan yang mendetail tentang antropologi, agama, serta budaya di Timur Tengah, Mediterania, dan Asia Selatan.
Dalam bukunya yang berjudul fi Tahqiq ma li’l-Hind atau Indica, dia tidak menulis tentang sejarah militer dan politik dengan detail, melainkan lebih banyak menulis tentang budaya, ilmu, sosial, dan sejarah Hindu.
Di bidang astronomi dia menulis Masudic Canon, tentang astrolabe, planisfer, dan tabel astronomi untuk Sultan Masud, putra dari Mahmud Ghazan. Buku itu memperkenalkan teknik matematika untuk menganalisis akselerasi pergerakan planet dan merupakan buku yang pertama kali mengemukakan bahwa pergerakan solar tidak identik. Biruni menemukan bahwa jarak bumi dan langit lebih panjang ketimbang perkiraan Ptolemy. Biruni juga dianggap sebagai bapak geodesi. Dia menemukan solusi pengukuran geodesi kompleks untuk mengukur bumi yang cukup dekat dengan pengukuran modern.
Karya Biruni terdiri atas 35 buku astronomi, 4 buku tentang astrolabe, 23 buku tentang astrologi, 5 buku tentang kronik, 2 buku tentang pengukuran, 9 buku tentang geografi, 10 buku tentang geodesi dan teori pemetaan, 15 buku tentang matematika, 2 buku mekanika, 2 buku pengobatan, 1 buku meteorologi, buku mineralogi dan permaya, 4 buku sejarah, 2 buku tentang India, 3 buku agama dan filsafat, 16 buku sastra dan 11 buku lainnya. Dari buku-buku ini, hanya 22 karyanya yang masih ada hingga saat ini, 6 di antaranya tentang astronomi.
Al Biruni meninggal dunia pada 13 Desember 1045 di Ghazni, Afghanistan. ● BERBAGAI SUMBER | AMANDRA MM
0 komentar:
Posting Komentar